JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2025 hanya mencapai 3,3%, angka yang lebih rendah dibandingkan 2024. Di Indonesia, tekanan ekonomi ini terlihat dari banyaknya perusahaan yang menutup gerainya, seperti Alfamart dengan 400 gerai, KFC sebanyak 47 gerai, Pizza Hut menutup 20 gerai, dan ancaman pailit untuk JCo. Sektor tekstil juga terimbas, dengan saham PT. Sritex dibekukan Bursa Efek Indonesia, yang membuat dana triliunan masyarakat tersangkut.
Melemahnya daya beli masyarakat mendorong banyak pihak untuk memilih strategi investasi yang defensif. Alvin Lim, S.H., M.Sc., CFP, seorang mantan Vice President Bank of America sekaligus pengacara terkemuka, menawarkan solusi melalui strategi investasi yang mampu bertahan di tengah ancaman resesi global.
"Strategi ini telah membuktikan keunggulannya, menghasilkan keuntungan lebih dari 2% per bulan bagi klien dalam 3 bulan terakhir," ujarnya.
Untuk membagikan wawasan ini, Alvin Lim akan menggelar Grand Seminar Keuangan Quotient Fund di Jakarta pada 22 Februari 2025. Seminar ini dirancang untuk membantu masyarakat memaksimalkan portofolio keuangan mereka, meskipun dalam situasi ekonomi yang lesu.