JAKARTA - Jakarta
kembali menjadi perhatian global setelah laporan Global Traffic Scorecard 2024 yang dirilis oleh INRIX menempatkan
ibu kota Indonesia ini pada peringkat ke-7 sebagai kota dengan kemacetan
terparah di dunia. Posisinya naik dari peringkat ke-10 pada tahun 2023.
Rata-rata,
pengendara di Jakarta kehilangan waktu hingga 89 jam per tahun akibat kemacetan, meningkat signifikan dari 65 jam pada tahun sebelumnya.
Kecepatan rata-rata kendaraan di Jakarta selama jam sibuk hanya mencapai 20 km/jam, bahkan turun menjadi 17,7 km/jam pada pagi hari.
Meskipun
parah, kemacetan Jakarta masih di bawah Istanbul, Turki, yang menduduki
peringkat pertama. Berikut daftar 10
kota termacet di dunia menurut laporan tersebut:
- Istanbul,
Turki – 105
jam/tahun
- New
York, AS
- Chicago,
AS
- Kota
Meksiko, Meksiko
- London,
Inggris
- Paris,
Prancis
- Jakarta,
Indonesia
- Los
Angeles, AS
- Cape
Town, Afrika Selatan
- Brisbane,
Australia
Kemacetan di
Jakarta disebabkan oleh meningkatnya jumlah kendaraan dan kurangnya kapasitas
jalan yang memadai.
Analisis
INRIX mencakup perbandingan kecepatan kendaraan selama jam sibuk dengan kondisi
lalu lintas yang lancar untuk menghitung waktu yang hilang akibat kemacetan,
memberikan gambaran dampak langsung terhadap produktivitas, konsumsi bahan
bakar, dan waktu pengendara.
Untuk
mengatasi permasalahan ini, beberapa langkah strategis dapat dilakukan, antara
lain:
- Peningkatan
Transportasi Publik:
Memperluas dan meningkatkan layanan MRT, LRT, dan TransJakarta.
- Rekayasa
Lalu Lintas:
Penataan ulang arus kendaraan untuk mengurangi titik kemacetan.
- Edukasi
Masyarakat:
Menggalakkan penggunaan transportasi publik dan moda transportasi ramah
lingkungan.
- Penerapan
Teknologi Cerdas:
Sistem manajemen lalu lintas berbasis data untuk mengoptimalkan pergerakan
kendaraan.
- Kebijakan
Pembatasan Kendaraan:
Seperti sistem ganjil-genap yang lebih ketat atau tol berbasis waktu.
Langkah-langkah
ini diharapkan dilakukan pihak terkait agar dapat mengurangi beban lalu lintas
di Jakarta sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat kota.