Kejadian ini memicu kontroversi, baik di dalam negeri maupun di kalangan internasional, karena menunjukkan adanya potensi praktik korupsi di kalangan aparat penegak hukum.
"Insiden tersebut merusak citra Indonesia sebagai destinasi wisata kelas dunia, terutama karena DWP adalah salah satu festival musik terbesar di Asia Tenggara yang menarik banyak wisatawan asing setiap tahunnya," dikutip dari WSJ, Kamis (1/1/2025).
Kementerian Pariwisata telah menyatakan bahwa perilaku oknum polisi ini berpotensi mencoreng nama baik negara di mata internasional, dan menekankan pentingnya menjaga kepercayaan wisatawan untuk mendukung sektor pariwisata yang menjadi andalan ekonomi.
Kasus ini juga mempertegas perlunya reformasi penegakan hukum dan peningkatan transparansi untuk memastikan bahwa Indonesia dapat menjadi tempat yang aman dan adil bagi semua pihak, termasuk wisatawan asing.