Blora (MP) – Kekeringan dan krisis air bersih terus melanda seluruh wilayah Kabupaten Blora. Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora, sebanyak 481 ribuan warga dari 196 desa di 16 kecamatan terdampak langsung oleh bencana ini.
Kepala Seksi
Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Blora, Abdul Mukhid, menyatakan bahwa
krisis air masih berlangsung di seluruh kecamatan, termasuk Blora Kota, Jepon,
Jiken, Jati, Randublatung, Ngawen, Tunjungan, Kunduran, Todanan, Cepu,
Banjarejo, Bogorejo, Sambong, Japah, Kedungtuban, dan Kradenan.
“Jumlah desa
terdampak meningkat dibandingkan tahun lalu, dari 185 menjadi 196 desa,” ujar
Abdul Mukhid.
BPBD Blora
bersama relawan dan penggiat kemanusiaan terus melakukan distribusi air bersih
ke daerah-daerah yang paling parah terdampak. Data warga yang terdampak
dikumpulkan melalui laporan Kasi Ketenteraman dan Ketertiban dari masing-masing
kecamatan.
"Data
ini bisa berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi lapangan. Droping air
terus kami lakukan ke desa-desa yang paling membutuhkan," tambahnya.
Hingga saat
ini, belum ada kejelasan kapan musim kemarau akan berakhir. Abdul Mukhid mengimbau
masyarakat Blora untuk tetap bersabar dan terus berdoa agar bencana kekeringan
segera berakhir.
Dukungan
dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga kemanusiaan, dan masyarakat,
sangat dibutuhkan untuk membantu warga yang terdampak.