Category 4

Sejarah Perkembangan Kota Cilegon

redaksi
31 Desember 2024, 07:51 WIB Last Updated 2024-12-31T15:56:08Z
Pasang iklan, promosi atau dukungan, hubungi: redaksi@berita62.my.id
Pasang iklan, promosi atau dukungan, hubungi: redaksi@berita62.my.id




Pembentukan Districh Cilegon (Kewedanaan Cilegon) pada 1816


Cilegon awalnya hanyalah sebuah kampung kecil. Namun, sejak pembentukan Districh Cilegon pada tahun 1816, perkembangannya begitu pesat sehingga berubah menjadi sebuah kewedanaan. Bangunan Kantor Districh Cilegon yang menjadi saksi sejarah tersebut masih berdiri hingga kini.


Pemberontakan Geger Cilegon (1888)
Pada 9 Juli 1888, rakyat Cilegon yang dipimpin oleh KH. Wasid melakukan perlawanan besar terhadap penjajahan Belanda. Peristiwa ini dikenal sebagai Pemberontakan Geger Cilegon. Perlawanan tersebut lahir sebagai bentuk perjuangan melawan penindasan kolonial dan dampak kelaparan akibat kebijakan tanam paksa.


Perkembangan Pendidikan di Tahun 1924
Pada tahun 1924, Cilegon telah memiliki perguruan berbasis Islam yang menonjol, yaitu Perguruan Al-Khaeriyah dan Madrasah Al-Jauharotunnakiyah Cibeber. Kedua lembaga ini berkembang pesat, melahirkan tokoh-tokoh pendidikan Islam, dan masih eksis hingga saat ini di Desa Citangkil dan Cibeber.


Masa Kemerdekaan Republik Indonesia (1945)
Semangat juang rakyat Cilegon saat mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945 terinspirasi oleh perjuangan KH. Wasid dalam Geger Cilegon. Pada masa revolusi fisik, rakyat Cilegon yang tergabung dalam Tentara Banten menunjukkan jiwa patriotisme dalam mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan.


Era Industri (1962)
Kehadiran Pabrik Baja TRIKORA di Cilegon pada tahun 1962 menandai babak baru perkembangan industri di wilayah ini. Pabrik tersebut kemudian menjadi PT Krakatau Steel pada 31 Agustus 1970. Perkembangan industri ini membawa perubahan besar pada sektor perdagangan, jasa, dan pertumbuhan penduduk, mengubah pola mata pencaharian dari petani menjadi buruh, pedagang, dan pekerja lainnya.


Transformasi menjadi Kota Administratif (1987)
Kewedanaan Cilegon yang meliputi Kecamatan Cilegon, Bojonegara, dan Pulomerak mengalami perubahan menjadi Kota Administratif Cilegon berdasarkan PP Nomor 40 Tahun 1986. Peresmian dilakukan pada 20 Juli 1987 oleh Menteri Dalam Negeri, mencakup tiga kecamatan: Cilegon, Pulomerak, dan Ciwandan. Pada tahun 1992, Kecamatan Cilegon dimekarkan menjadi Kecamatan Cilegon dan Cibeber, sehingga Kota Administratif Cilegon memiliki empat kecamatan.


Pembentukan Kotamadya Cilegon (1999)
Berdasarkan UU Nomor 15 Tahun 1999, Kota Administratif Cilegon ditingkatkan menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II. Peresmian dilakukan pada 27 April 1999 oleh Menteri Dalam Negeri Syarwan Hamid. H. Tb. Riva’i Halir dilantik sebagai Penjabat Walikotamadya pertama.


Perubahan Menjadi Kota Cilegon (1999-2000)
Dengan berlakunya UU Nomor 22 Tahun 1999, istilah Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon diubah menjadi Kota Cilegon. DPRD Kota Cilegon diresmikan pada 4 September 1999 dengan H. Zaidan Riva’i sebagai ketuanya. Pada 28 Februari 2000, H. Tb. Aat Syafa’at terpilih sebagai Walikota pertama, didampingi Wakil Walikota H. Djoko Munandar. Pelantikan dilakukan pada 7 April 2000 oleh Gubernur Jawa Barat H.R. Nuriana.


Setelah itu, H. Djoko Munandar mencalonkan diri dan terpilih sebagai Gubernur Banten, sehingga jabatan Wakil Walikota Cilegon menjadi kosong.

Komentar

Tampilkan

Terkini